Lelaki Separuh Purnama

Kau lelaki separuh purnama. Yang memberiku nama di buta aksaraku. Menawanku dalam ritme heningmu. Yang membuatku menjadi ada. Masih adakah luka itu? Yang kugoreskan di hatimu. Lewat permainan kanak-kanak sederhana. Namun bekasnya masih kurasakan hingga kini. Lewat beku diam kita. Aku rindu masa lalu. Dan selalu bertanya tentang evolusi yang terlalu cepat. Adakah kau juga berfikir sepertiku? Sudah ribuan kala yang kita loncati . Hingga sampai ke titik ini. Titik matiku. Titik sunyiku tanpamu.

Kau laki-laki separuh purnama. Yang hingga kini masih mengkristal. Di seberang dunia yang berbeda denganku. Adakah memang kau sengaja berjauh dariku. Hendak mengosongkan yang tak pernah kita isi. Lelah yang mengajakku berkelana menyelami sepimu. Pun didalamnya aku tak pernah bisa jumpa denganmu. Memandang mata sayu dengan berjuta mimpi di dalamnya. Masih mengkristal.

Kau laki-laki separuh purnama. Kapan akan berhenti menyanderaku dalam sepi agungmu. Lihatlah hal menyedihkan ini. Aku di sini masih bingung turunkan jangkar. Masih ragu untuk berlabuh. Berkeluh kesah tentang rerupa yang tak dapat kugapai lagi. Tentang mimpi yang harus berakhir.

Kau laki-laki separuh purnama. Kelabu hatimu membenamkanku pada rusuk-rusuk yang lancip. Nyaman yang sakit. Yang membuatku menagih.

Comments

Popular Posts