Melompat Seperti Kutu Loncat

Banyak sekali ide mengisi lubang-lubang kosong di kepala saya. Sampai-sampai otak saya tak bisa bernafas sempurna. Rasanya sesak, seperti apa ya??? Seperti ujian take home yang belum saya kerjakan padahal harus dikumpul satu jam lagi. Sama juga dengan perasaan ketika kertas untuk cerita-cerita saya masih berwarna putih polos. Juga ketika saya tak kunjung menyelesaikan laporan-laporan pertanggungjawaban karena saya memang "pemolor" yang ulung. Rasanya.....tidak menarik.

Ide atau pikiran itu sekarang melayang-layang di kepala saya. Mulanya mereka bergerak lambat, konstan, sesuai dengan hukum kecepatan, sempurna. Namun sekarang, semuanya bergerak tak terkendali. Saling bertabrakan dan sengaja menabrakkan diri ke dinding-dinding tempurung kepala saya. Menyisakan rasa ngilu seperti habis "dientup" tawon. Saya bertanya, "mengapa begini"?.

Pikiran yang pertama kali berhasil saya buka adalah pertanyaan untuk diri saya sendiri. Kapan saya menulis lagi? Menulis dengan dasar, pondasi, pikiran, isu, dan fakta yang jelas. Saya ingin sekali membuat karya tentang semua pengetahuan yang telah saya dapatkan hingga detik ini. Tentang kemanusiaan, harga diri lewat sebuah benda, tentang makan, minum, tidur, bumi, tentang semuanya. Kepala saya mau meledak dibuatnya. Tapi energi untuk membuat itu semua seakan belum terkumpul juga. Masih tersendat, terkena macet di jaringan syaraf leher. Sedikit lagi sampai di kepala. Saya sangat menantikan momen itu. Momen saat saya bisa berpikir kembali. Kapan?

Comments

Popular Posts