Si Pelindung Pejalan Kaki


Beberapa waktu belakangan ini saya mempunyai ritual baru di pagi hari. Ritual itu saya lakukan di depan patung Dewa Hermes yang ditempatkan di halaman dalam Museum Sejarah Jakarta. Saya menyebut ritual itu sebagai ritual pagi sore Dewa Hermes –membuat Devit selalu mengeluh dan muntah-muntah ketika saya akan memulai ritual-. Ritual yang sangat biasa bagi saya, menyapa Dewa Hermes di pagi hari dan memberi salam perpisahan ketika akan pulang di sore hari.

Siapa pula Dewa Hermes ini, sehingga saya menjadikan Dewa Hermes sebagai dewa saya? Dewa Hermes, yang sudah berkali-kali saya lihat namun tak pernah saya dekati ini adalah dewa pelindung para pejalan kaki. Hermes adalah anak Dewa Zeus. Dia mempunyai sepasang sayap di bagian tumit kaki dan kepala. Hermes digambarkan sedang berlari di atas sebuah bola – mungkin bersiap untuk terbang dengan sayap mininya itu. Menurut saya itu alasan yang cukup untuk menjadi dasar mengapa saya harus menyapa Hermes tiap pagi sebelum memulai pengukuran gedung Museum Sejarah Jakarta.

Comments

Popular Posts