Taman Joewono: Permukiman Asri di Balik Ramainya Malioboro
Kompleks Taman Joewono
Sudah lama tidak berkunjung ke rumah sendiri, :D. Sekarang saya mempunyai "mainan" baru. Saya mulai rajin mendokumentasikan lingkungan fisik ataupun peristiwa-peristiwa kecil yang saya jumpai melalui video. Salah satunya ialah rekaman lingkungan fisik Kompleks Taman Joewono di Dagen, Malioboro, Yogyakarta. Permukiman peninggalan kolonial ini tersembunyi di tengah gegap gempitanya Maliboro. Saya pun tak sengaja menemukan tempat ini. Awalnya iseng saja ingin mencari tempat penyewaan sepeda di sepanjang Jalan Dagen. Tak dapat yang dicari, saya malah tergoda untuk masuk ke sebuah kompleks permukiman.
Menurut angka tahun yang tertera pada gapura taman, kompleks Taman Joewono ini sudah ada kira-kira sejak 1938. Di dalam kompleks terdapat 20 unit rumah. Menurut keterangan petugas keamanan, saat ini rumah-rumah itu disewakan. Tarif per tahunnya bisa mencapai 50 juta rupiah. Wajar saja jika yang banyak menyewa rumah-rumah di sini ialah para ekspatriat. Kalau saya punya uang sebesar itu pun rasanya saya rela untuk menyewa salah satu rumah di sini. Menurut saya permukiman ini menarik. Permukiman dengan bangunan lawas yang dilengkapi dengan garasi bersama dan taman.
Garasi bersama
Kompleks Taman Joewono ini dibangun oleh seorang pengusaha batik, Prawiro Djuwono, yang juga dekat dengan para pejuang. Ia meminjamkan sekitar 40-an rumahnya kepada para pejuang. Kemudian hak milik jatuh ke tangah putra Prawiro, Haji Bilal. Haji Bilal juga pengusaha batik yang mengembangkan corak batik Saudagaran di Yogyakarta. Saat ini hak milik kompleks Taman Joewono dipegang oleh putra Haji Bilal.
Jalan Dagen, menuju Kompleks Taman Joewono
Menurut cerita pak petugas keamanan, keluarga Anis Bawesdan pernah tinggal di sini hingga 2003, tepatnya di rumah nomor 19. Rumah nomor 19 itu ditempati oleh kakek Anis, Abdurrachman Bawesdan. Sebelum Abdurrachman Bawesdan, rumah itu ditempati oleh Kasman Singodimedjo, M. Natsir, dan M. Roem.
Abdurrachman Bawesdan, seorang jurnalis keturunan Arab yang juga memainkan peran penting dalam kancah sejarah kemerdekaan RI. Ia pernah menjabat sebagai Menteri Muda Penerangan RI pada Kabinet Sjahrir (1946), anggota Badan Penyelidik Usaha dan Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), Anggota Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BP-KNIP), Anggota Parlemen dan Anggota Dewan Konstituante.
Disarikan dari sumber-sumber berikut:
http://www.femina.co.id/archive/main/serial/serial_detail.asp?id=185&views=8
http://id.wikipedia.org/wiki/Abdurrahman_Baswedan
http://purbakalayogya.com/?page=galleri.html
http://www.kaperda.jogjaprov.go.id/kesenian/1096-batik-yogyakarta
Comments
Kamu itu jurusan Psikologi atau Filsafat si? :P:P:P
sebelah mana ya....
kalo bangunan2 di komplek kolombo -jalan kolombo..sudah pernah liat..?
khas banget bangunan kolonial,interior dalamnya asik..antara dapur dan ruang tamu ada tembok yang punya jendela untuk tempat menghidangkan makanan yang baru dimasak..
Kalo yang di komplek kolombo kebetulan temen dulu pernah ngekos di salah satu rumah di sana. Asyik juga tu tempatnya..:)
mbakyuku pasti seneng ini...sekalian hunting batik hehehe...
thx infonya..oiya..kalo g keberatan diterakan locatie map..maturnuwun..