Bandung, Sebuah Perjalanan yang Gagal



Sebuah perjalanan itu baiknya direncanakan atau spontanitas saja?

Pernahkan Anda sudah merencanakan perjalanan jauh-jauh hari namun harus membatalkannya sesaat sebelum hari H? Bahkan tiket perjalanan itu sudah ada di tangan Anda. Lalu perasaan seperti apa yang mampir?

Saya baru saja mengalami kejadian itu. Tiket sudah di tangan, tempat-tempat tujuan sudah didaftar, "riset" kecil-kecilan mengenai obyek tujuan sudah dilakukan, namun semua harus dibatalkan secara mendadak. Jadi, tiket Pulang-Pergi yang sudah di tangan rasanya cukup ditempel di dinding kamar saja.

Ya, harusnya siang ini saya berada di dalam kereta ekonomi "Pasundan" dari Jogja menuju Bandung. Jika tak batal, maka ini menjadi kali pertama saya menikmati perjalanan seorang diri dengan kereta ekonomi. Mungkin bagi banyak orang itu hal biasa. Ya, biarkan saja. Saya tak protes. Bagi saya ini menjadi sebuah perjalanan awal tahun yang paling saya nantikan. Hasrat untuk berkereta terpenuhi. Dan saya melewati rute baru yang belum pernah saya lewati sebelumnya. Kota yang dituju pun sangat menarik, karena saya akan berburu banyak bangunan lama. Maka kegagalan keberangkatan siang ini menyelipkan rasa kecewa yang teramat dalam.

Mungkin saya terlalu berlebihan. Tapi itulah yang saya rasakan. Saya ini pejalan yang jarang berencana. Saya menganut pola spontanitas. Karena saya yakin -berdasarkan pengalaman-, perjalanan yang direncanakan itu kebanyakan berujung pada kegagalan. Bisa jadi perjalanan yang direncanakan itu dibatalkan atau justru diundur sampai waktu yang tidak ditentukan.

(melebur kecewa bersama hujan pagi ini)

Comments

Popular Posts