Mencari Harta Karun di Malioboro
Sekedar menyebarluaskan informasi :)
Bagi yang berkunjung ke rumah saya dan sempat mampir ke Jogja, jangan lewatkan acara berikut ya.
Atau kalau mau mampir langsung ke blognya:
http://bit.ly/14LRVmT
http://bit.ly/XWfEcv
Bagi yang berkunjung ke rumah saya dan sempat mampir ke Jogja, jangan lewatkan acara berikut ya.
Atau kalau mau mampir langsung ke blognya:
http://bit.ly/14LRVmT
http://bit.ly/XWfEcv
Siapa sih yang tak kenal Malioboro?
Bagi
wisatawan dan pendatang, rasanya belum afdol jika ke Jogja tanpa menginjakkan
kaki di Malioboro. Begitu juga bagi warga asli Jogja, kawasan ini menyimpan
sejuta kisah & kenangan yang tak terlupa.
Malioboro dengan
titik nol km di sebelah selatan merupakan sepenggal jalan yang sarat akan
muatan filosofis, sejarah, sosial dan budaya. Kawasan ini hadir seiring dengan
lahirnya Kota Jogja.
Namun
padatnya aktivitas bisnis dan pariwisata di kawasan ini, perlahan-lahan
menenggelamkan kisah-kisah bersejarah & sarat makna yang pernah terjadi di
kawasan ini.
Bangunan berlanggam
arsitektur Cina, Indis, dan Jawa yang menjadi tinggalan sejarah di Malioboro tidak
lagi bisa dinikmati
karena hilang ditelan papan-papan reklame, parkiran kendaraan bermotor dan
gerobak pedagang. Dan bahkan tak sedikit dari bangunan tersebut yang lenyap
berganti bangunan baru.
Kini Malioboro seperti kehilangan makna. Kawasan ini
identik dengan lokasi perbelanjaan yang padat dan semrawut. Ia hanya untuk disinggahi
dan dilewati begitu saja.
Tak ada lagi yang peduli dengan asal muasal nama
Malioboro; asal muasal hadirnya kawasan Pecinan di Malioboro; kenangan Gubernur
Jenderal Raffles akan kawasan ini; kondisi lingkungan Malioboro di masa lalu; peran
Malioboro bagi perkembangan sastra di Jogja; serta kios-kios yang telah melegenda di
kawasan ini.
Dalam rangka memperingati Hari Pusaka Dunia, Jaladwara
mengajak kawan-kawan untuk berpetualang dengan mengendarai mesin waktu. Kita akan menyusuri sepanjang Jl.
Malioboro (dan Jl. Ahmad Yani) dengan lintasan waktu yang berbeda-beda, untuk
mendapatkan “harta karun”yang telah terkubur oleh masa.
Jaladwara
akan menyediakan seperangkat permainan untuk kawan-kawan berlagak menjadi
seorang “Indiana Jones”, yang berusaha menggali keberadaan Malioboro di masa
lalu berdasarkan potongan-potongan petunjuk yang ada.
Acara ini GRATIS,
diselenggarakan pada MINGGU, 14 April
2013
Tersedia dalam 2 pilihan waktu, yaitu:
Kloter 1: pk.
07.00 - 11.00
Kloter 2: pk.
14.00 – 18.00
Peserta dibatasi hanya
15 orang/ kloter.
Bagi yang berminat, segera daftarkan diri Anda dengan
mengisi formulir pendaftaran di http://bit.ly/Z39V3N.
Yang harus dibawa:
1. Botol air minum (plus isinya :D) minimal 1 l karena trip ini murni jalan kaki.
2. Topi/payung
3. Kamera atau HP Cerdas yang bisa merekam situasi :D
4. Kacamata hitam
5. Alat tulis (bagi yang hobi gambar/nyatet2)
6. Wadah makan & tas kain (kalau2 tertarik sesuatu)
7. Uang saku
Disarankan untuk mengenakan sepatu/sandal yang nyaman untuk berjalan kaki.
Yang harus dibawa:
1. Botol air minum (plus isinya :D) minimal 1 l karena trip ini murni jalan kaki.
2. Topi/payung
3. Kamera atau HP Cerdas yang bisa merekam situasi :D
4. Kacamata hitam
5. Alat tulis (bagi yang hobi gambar/nyatet2)
6. Wadah makan & tas kain (kalau2 tertarik sesuatu)
7. Uang saku
Disarankan untuk mengenakan sepatu/sandal yang nyaman untuk berjalan kaki.
Informasi lebih lanjut:
Inu (0856 4331
1441)
Pendaftaran
DITUTUP pada 12 April 2013 atau jika jumlah pendaftar telah mencapai 15 orang/
kloter.
Comments