Keceriaan dalam Banjir di Muarajambi

Siapakah yang biasanya masih bisa tersenyum atau bahkan tertawa menikmati banjir? Kalau saya akan menjawab, "anak-anak". Ya, genangan air tersebut menjadi lahan bermain yang sulit ditolak oleh anak-anak manapun. Kecuali mereka pernah mengalami trauma terkait dengan air. Seperti pemandangan yang saya jumpai dalam perjalanan pulang dari komplek  Candi Muarajambi.

Air Sungai Batanghari dan beberapa sungai kecil lainnya memang sedang naik. Bahkan sampai ke rumah-rumah panggung penduduk yang berada di tepi sungai.. Mungkin karena pengaruh hujan yang awet sedari malam. 

Tentu saja para krucil di Desa Muarajambi tidak menyia-nyiakan kondisi tersebut. Momen ini menjadi kesempatan bagi mereka untuk mengoperasikan sampan yang biasanya tersimpan di bawah rumah. Dengan sampan itu mereka menuju ke sekolah. Terdengar asoy bukan? Karena bagi saya yang "alergi" genangan air, mengendalikan sampan itu bukan perkara mudah. Pasti dibutuhkan keahlian khusus. Ah, beruntungnya anak-anak ini karena mendapatkan keahlian itu sejak kecil. 

Selain itu ada tiga krucil lainnya yang berendam bermain air di halaman rumah. Mungkin jika tak ada genangan air mereka akan bermain gasing, cingkling atau ekal [kelereng]. Memang hanya anak-anak yang terbiasa menikmati banjir :)

Muarajambi, 9 Januari 2014











Comments

Popular Posts