Anyer - Panarukan: Stasiun Anyer Lor dan Para Penghuninya (9)
Sketsa -kasar banget- Stasiun Anyer Lor |
Rentetan suara petasan Cina mewarnai kunjungan kami ke Stasiun Anyer Lor. Suaranya sungguh memekakkan telinga. Ternyata sedang ada pesta pernikahan adat Serang tak jauh dari lokasi stasiun. Kami pun disambut antusias oleh pemuda kampung. Bukan untuk kondangan tapi hanya melawat ke stasiun lama.
Diantar oleh Mas Rony, kami memasuki dua ruangan stasiun. Mereka menyebutnya “kamar”.
Kamar pertama berukuran sekitar 3 m x 3 m. Atap seng yang menaungi bangunan ini sudah tak menentu bentuknya. Bolong di sana sini. Bahkan hilang di beberapa titik. Genteng, usuk, tiang tenda, dan seng bekas menjadi penghuni kamar ini. Kondisinya tak jauh berbeda dengan Stasiun Anyer Kidul.
Di kamar kedua, kondisi agak sedikit membahagiakan. Setidaknya bangunan ini masih memiliki langit-langit yang terbuat dari kayu. Sisa aktivitas stasiun tempo dulu juga masih bisa dilihat. Meja untuk para petugas loket masih ada meski kondisinya penuh debu. Ada juga kertas pengumuman/telegram bertarikh November 1953 yang tertempel di dinding. Warnanya kecokelatan dengan teks hitam yang mulai pudar. Isinya tentang aturan buka tutup rel agar kereta tidak mengalami keterlambatan.
Para pemuda kampung memanfaatkan kamar ini sebagai gudang penyimpanan kursi-kursi plastik dan barang-barang rongsokan lainnya. Selain mereka, menurut Mas Rony kamar ini juga dihuni oleh seorang “cewek” berambut panjang. Ia pernah melihatnya duduk di dalam kamar ini. Bumbu mistis ini agaknya wajib ditaburkan di tempat-tempat lawas yang tak ditempati lagi. Namun, bisa jadi “penghuni” lain jenis itu memang benar menempati kamar ini. Hiiii.
Bagian peron stasiun saat ini sudah ditutup dengan dinding papan dan tembok. Penutupan itu dilakukan pada 2009. Kami tak masuk ke ruangan peron. Mungkin kondisinya jauh lebih baik ketimbang dua kamar sebelumnya. Pintu peron merupakan pintu baru, seperti pintu rumah pada umumnya.
Secara umum kondisi Stasiun Anyer Lor sedikit lebih baik dibandingkan Anyer Kidul. Meskipun dinding stasiun penuh dengan aksi vandalisme namun sisa rel kereta api masih bisa dijumpai di sini. Sebagian besar memang sudah terpendam tanah atau diambil oleh oknum tertentu.
Memoar Anyer, 5 Juni 2011
Comments