Perjalanan ke Kepulauan Banda [Hari 2 -lanjutan-]

Kami dijemput Mas Ongen, seorang kawan Gelanggang-nya Adi. Dari bandara kami membeli sarapan nasi kuning lauk ikan tongkol dan mencicipi kudapan pagi khas Ambon. Di sepanjang perjalanan saya melihat ada warga yang menjajakan manggis, duku, mundu, cempedak, dan pisang. Masih musim manggis kah di Ambon?

Ketika mencicipi kudapan bernama gogos -sejenis lemper yang dipanggang- saya sempat merekam nama kuwe-kuwe yang lain. Hampir sama penyebutannya dengan di Jawa, seperti mendut dan putu ayu. Bentuk dan rasanya pun sama.

Tak banyak hal yang saya lakukan selama transit di Ambon. Saya hanya melihat warga yang sedang melakukan masohi di belakang kediaman Mas Ongen. Lalu mengamati beberapa warna angkot yang melintas di jalan. Tak lupa memotret becak. Dan yang paling penting mencicipi kopi Joas dengan kudapan roti goreng terenak seumur hidup saya dan sukun berteman sambal yang maknyus.

Gogos, sejenis lemper yang dipanggang. Isinya abon ikan, tapi sayang sedikit sekali.
Salah satu angkot yang beroperasi di Ambon. Ada banyak warna, antara lain hijau, biru, ungu, dan warna-warna campuran.
Warga yang sedang masohi atau kerja bakti membangun rumah.

Becak Ambon, terdapat surat keterangan pembayaran parkir dan surat nomor kendaraan di bagian belakang.

Kopi susu di Kopi Joas ditemani kudapan berupa roti goreng terenak se-Indonesia dan sukun goreng :). Pengunjung kedai kopi didominasi oleh laki-laki dan asap rokok.


[Catatan hari 2, 10 Mei 2014. Hotel Golden Inn, Ambon]



Comments

Popular Posts