Sekilas angkringan di depan rumah Phoenix ini terlihat seperti angkringan pada umumnya. Namun, jika sedikit awas maka di bawah remang-remang penerangannya Anda akan menemukan mesin penggiling kopi dan deretan toples berisi biji kopi yang telah di-roasting
.
Adalah Gilang, pemuda yang mengaku berusia 22 tahun, yang memiliki Angkringan Kopi Darat Timur Tugu ini. Ia merintis usaha angkringan kopi ini sejak 15 April 2014. Terbilang masih seumur jagung namun sudah punya beberapa pelanggan tetap yang bertransformasi menjadi kawan.
|
Pemilik sekaligus penyeduh kopi di Angkringan Kopi Darat Timur Tugu |
Awalnya Gilang hanya penikmat kopi yang kemudian memutuskan berhenti dari pekerjaan dan terjun ke bisnis penyeduhan kopi. Semasa bekerja ia mengaku menikmati kopi enak di kafe-kafe. Tentunya dengan harga yang merogoh kocek cukup dalam. Berdasarkan pengalamannya itulah ia kemudian menciptakan konsep angkringan kopi yang menyajikan kopi enak namun dengan harga terjangkau. Misi utamanya ialah “Memasyarakatkan kopi, mengkopikan masyarakat”.
Atmosfer angkringan sangat kental ketika saya mulai
ngangkring di sini. Seorang pelanggan tetap yang datang berbarengan langsung menyapa, kami pun berkenalan dan langsung
ngobrol. Suasana canggung karena saya
newbie di sini mendadak hilang. Ini dia angkringan yang saya cari!
|
Atmosfer angkringannya cukup nendang! |
Bertoples-toples biji kopi yang sudah di-
roasting dari berbagai daerah terpajang di depan mata. Ada kopi Papua dari Baliem, Java Gambung, Sumbawa Tepal, Toraja, Toraja AA, Pantan Musara (Gayo), Bali Kintamani, dan Sunda Geisha. Yang jadi andalan antara lain Pantan Musara yang didapatkan langsung dari petaninya, Papua, Toraja AA, serta Sunda Geisha yang merupakan spesies langka. Ada pula kopi Arabica Blended yang diracik khusus oleh Gilang.
|
Aneka biji kopi disandingkan dengan camilan khas angkringan |
Sebagai penyeduh kopi, menurut saya Gilang bukan termasuk golongan fundamentalis. Ia memberikan kebebasan mutlak atas kopi yang telah selesai diseduh. Mau dengan gula atau tidak terserah konsumen. Bahkan secara berlebihan dinyatakan kalau kopinya akan dibuang itu pun hak konsumen. Namun, ia tak segan-segan memberikan saran minum kopi jika Anda bertanya.
Dan karena kami terlalu banyak bertanya ditambah dengan
jepret sana
jepret sini maka Gilang selalu menaruh curiga bahwa kami awak media. Saya pun menjelaskan bahwa kami tak punya bendera media manapun. Kami juga bukan jurnalis. Saya hanyalah penikmat kopi biasa sementara seorang teman lainnya hanya menikmati aroma kopi dan cerita di balik kopi. Zaman secanggih ini, siapa pun bisa nenteng kamera yang bahkan tak dimiliki oleh wartawan
to?
|
Berbagai macam alat penyeduh kopi |
Tapi sekeras apapun dia “menuduh” kami sebagai jurnalis,
toh saya tetap hanya ingin mencicipi kopi di angkringan ini. Maka saya pun memesan yang paling spesial dari stok kopi yang dimilikinya. Juga yang termahal. Pilihan itu jatuh pada Sunda Geisha, si langka dari tanah Parahyangan. Menurut dia, kopi langka itu hanya untuk kebutuhan ekspor. Duh, saya minum kopi untuk bule nih.
|
Secangkir Sunda Geisha |
Rasa yang pertama kali saya kenali ialah masam. Di akhir ada rasa –yang menurut saya- yang muncul seperti ketika menggigit kacang tanah mentah. Entah benar atau tidak –berhubung penikmat kopi amatir-, namun kopinya cukup segar.
Obrolan di sini tak hanya melulu tentang kopi. Layaknya angkringan, topik pembicaraan bisa macam-macam. Tentang JKT 48, radio
streaming yang disiarkan oleh dua orang super
selow, hingga wacana-wacana si pemilik angkringan untuk memasang radio
streaming di angkringan ini. Di antaranya sering diselang-seling dengan curcol yang tak jauh dari urusan hati.
Karena kicauan yang cukup aktif maka saya mendapatkan secangkir kopi Java Kayumas
dark roast, gratis! Ya gratis karena itu juga kopi pemberian dari 3AM Coffee.
|
Dark roast Java Kayumanis, gratis! |
Angkringan kopi yang menyediakan aneka kopi
single origin –plesetan bahasa Jawanya
aseli piyambaan- ini buka dari pk. 18.00 hingga pk. 04.00 –tergantung lama nongkrong pelanggan-. Namun, pemesanan terakhir dibatasi pk.00.00. Harga kopi bervariasi dari Rp. 5.000 – Rp 20.000. Yuk, yang pengen ngopi di angkringan selain kopi joss mampir ke sini :)
|
Berbeda dari angkringan pada umumnya yang menggunakan anglo, angkringan kopi ini menggunakan kompor gas
|
Comments
Kopi Arabica Kintamani Bubuk ( 500gr ) : 50.000
Kopi Robusta Kintamani Bubuk ( 500gr ) : 50.000
Kemasan alumunium foil Kopi bubuk :
200gr Arabica Kintamani : 25.000
200gr Robusta Kintamani : 25.000
( Kami juga melayani pemesanan biji kopi matang )
Kami menerima AGEN / CAFE / WARKOP yang mau bekerja sama dengan kami, barang kami antar GRATIS.
Silahkan Hub.
SMS / WA : 08563430171