Resolusi 2016 Jilid II


Sedari pukul 5 saya sudah bugar. Para polisi muda menyewa sepeda. Sebenarnya mereka hanya absen saja alias ga ikut sepedaan hingga tuntas. Lalu tak lama berselang seorang mahasiswa mengembalikan sepeda. Sehabis mengurusi mereka saya mandi dan bersiap jalan kaki menuju Hotel Inna Garuda.

Perjalanan dari tempat saya di daerah Taman Siswa ke Inna Garuda dengan jalan kaki ternyata hanya butuh waktu sekitar 50 menit. Itu dengan beberapa kali berhenti untuk mengabadikan momen. Seperti momen pagar-pagar perintang untuk pejalan kaki yang dipasang di sepanjang ruas jalan Malioboro sisi barat. Ampun. Saya bertanya-tanya siapa dalang di balik ide konyol yang "muspro" ini. Kini nongkrong di depan Gedung Agung seperti masuk ke dalam kebun binatang. Apakah yang suka nongkrong di sana beringas sehingga perlu diberi pagar? Hanya Tuhan dan pencipta pagar yang tahu :D

Oh iya, hampir delapan hari saya absen dari resolusi 2016. Saya jatuh sakit. Terpaksa harus tunduk pada flu dan batuk yang tak kenal ampun meminta perhatian nyaris 24 jam. Tapi kini sudah agak mendingan karena sudah bisa menulis hal yang kurang penting di sini.

Salah satu pencetus saya mulai menulis blog hari ini ialah percakapan dengan seorang teman. Kira-kira bunyi obrolannya seperti ini:

Saya: Lagi di mana sekarang? Masih dalam perjalanan?
Teman: Iya, alias belum kerja. Pusing pala barbie.
Saya: Hahaha, harusnya lebih banyak bersyukur. Biar ga kerja tetap bisa jalan-jalan. Daripada udahlah ga kerja ga bisa kemana-mana alias ndomblong. *kudunya saya bawa kaca sih ya :D sok bijak banget :D
Teman: Hehehe iya sih. Lebih banyak bersyukur dan bersukacita aja deh resolusiku. Daripada resolusi cem macem.
Saya: Huaaa, kalo gitu aku ngikut resolusimu aja. Yang penting cari cara bahagia yang ga bikin hati lara.
Kalau dipikir baru 10 hari tahun 2016 berjalan. Tapi kok ya saya mulai mengeluh pada banyak hal. Terutama pada hal-hal yang tidak sesuai dengan kehendak saya. Gimana mau bikin tulisan yang romantis kalau tiap hari penuh keluh kesah.

Harusnya saya bisa lebih banyak bersyukur karena tidak terlibat hutang. Ya memang sakit tapi sebatas flu dan batuk. Masih bisa bersepeda kapan pun dan kemana pun saya mau. Masih bisa milih mau makan atau mau masak enak apa hari ini. Masih bisa nonton film bagus meskipun lewat komputer. Masih bisa mendapat akses internet gratis meskipun tetap beli pulsa data sendiri. Masih bisa punya baju renang dan kursi baru karena adek yang baik hati. Masih bisa jalan kaki dengan gembira. Masih bisa motret dengan kamera hp pinjeman kerjaan yang hasilnya keren. Masih bisa ngobrol dengan teman meskipun jumlahnya terbatas. Dan yang terpenting masih bisa nulis meskipun selalu dirundung rasa tidak percaya diri yang tinggi. Intinya saya harusnya bersyukur berkali lipat atas apa yang masih dipercayakan kepada saya hingga detik ini. Sudah ah, berhenti baper *sembarilirikkalender, mampu berapa lama pernyataan ini dipegang? :D :D :D

Selamat hari minggu :)

[#Hari10 | Yogyakarta, 10 Januari 2015]

Comments

Popular Posts