Ruang Seduh Jogja: Ngopi Nuansa Eropa
"Isi" Ruang Seduh dilihat dari luar. |
Si penyeduh kopi sedang duduk di luar bersama seorang
kawannya ketika saya datang. Dengan ramah ia menyilakan saya masuk. Suara
beberapa orang yang sedang rapat menyambut kehadiran saya di ruangan yang serba
putih ini. Rombongan mereka tampaknya sudah cukup lama di sini dan hendak
mengakhiri sesi rapatnya.
Saya menyelidik sebentar. Pandangan saya menyisir bangku,
vas bunga kapas, majalah, buku, kompor elektrik, mesin pembuat kopi, toples
besar berisi daun teh dan toples kecil berisi biji kopi yang sudah ditakar.
Bangku minimalis dilengkapi dengan majalah dan buku untuk teman ngopi. |
Ada dua kopi asal Ethiopia, satu kopi asal Kenya, dan satu
kopi asal Enrekang. Dua kopi di antaranya diroasting oleh Code Black Coffee,
Australia. Sementara itu beberapa jenis teh berasal dari Parahiyangan. Menurut
si penyeduh, teh itu dihasilkan dari perkebunan teh organik yang diolah mandiri
mulai dari perawatan, panen, dan fermentasi.
“Kali ini kami hanya memiliki kopi-kopi ini. Kopi yang kami
sajikan tergantung pada stok yang kami miliki. Jadi, sangat sering
berganti-ganti jenis,” jelas Mas Penyeduh tentang jenis kopi yang paling banyak
dipesan. Namun, dia menerangkan bahwa ketiga kopi asal luar ini kental dengan
citarasa “fruity”. Hanya kadarnya saja yang berbeda di tiap varietas. Akhirnya
saya menjatuhkan pilihan pada Lychee-Cherry, Ethiopia, Yirgachefe.
Jenis-jenis biji kopi yang ditawarkan. Sayangnya belum ada stok kopi lokal. |
Biji kopi yang saya pesan dipetik merah dari perkebunan di ketinggian 1800-1900 mdpl. Lalu setelah melalui “natural processed” biji kopi disangrai oleh Smoking Barrels. Dengan keahliannya mereka menyangrai biji-biji kopi itu hingga mengeluarkan aroma floral dan leci.
Sang penyeduh kopi dengan peralatan serba modern. |
Biji kopi pun digiling. Wangi aroma kopi memenuhi ruangan serba putih yang mengingatkan saya dengan celetukan seorang teman, “Eropa banget”. Tak berapa lama segelas kopi tersaji di meja saya. Hmmmmm, seruput pertama begitu nikmat. Saya suka. Meskipun sedikit tak setuju dengan harganya yang cukup terbilang mahal jika saya harus membayar sendiri kopi enak ini J
Bangku putih dan lemari putih dipadu dengan dinding bercat putih, "Eropa banget" :D |
Ruangan beraksen Eropa di Ruang Seduh kian menambah rasa
betah untuk berlama-lama di sini. Beberapa bahan bacaan yang disediakan juga
bisa jadi pilihan teman minum kopi yang pas. Saya pikir tempat ini cocok
sebagai tempat “pelarian” ketika sedang suntuk dan tak ingin diganggu. Nuansa
hangat yang dipenuhi aroma kopi tampaknya bisa membantu sementara untuk
meredakan tekanan hidup :D
Comments